Sabtu, 27 Oktober 2012

Hidup itu ...

Semoga bermanfaat :))


Bismillahirrohmairrohim..

Terkadang hidup itu tidak mudah, seperti halnya air yang mengalir namun harus juga di arahkan kemana akhir penampungan dan jalan-jalan yang dipilih tuk terus mengalir secara jernih meskipun banyak sampah kotoran dan batu krikil yang ada.

Menjalani kehidupan bagaikan mendaki bukit nan tinggi, terkadang kita merasa lelah akan adanya rintangan kecil batu-batu krikil yang menghalangi perjalanan. Namun indah ending nya ketika kita selalu bersyukur di setiap proses perjalan.

Minggu, 21 Oktober 2012

Matkul Semester 5 KA

Heii heii heii, masih GALAU nunggu jadwal matkul semester 5 KA belum keluar juga ?

Kalian bisa langsung download dimari aja !

Berikut daftar maerinya :

1. Analisa Laporan Keuangan : DOWNLOAD

2. EPTIK : DOWNLOAD

3. Keamanan Jaringan Komputer : DOWNLOAD

4. Pemprograman Visual Basic II : DOWNLOAD

5. Agama Islam : DOWNLOAD

Tugas EPTIK Audit IT


Nim     : 11101871
Nama   : Nur Hayuni
Absen  : 37

Pengaduan Kartu Kredit Mendominasi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sepanjang tahun 2011 masalah terkait kartu kredit mendominasi laporan pengaduan yang diterima Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). YLKI juga mencatat kasus pengaduan kartu kredit melalui surat pembaca di enam media cetak yang mencapai 222 kasus. Persoalan tagihan menjadi kasus utama kartu kredit.
Ketua Pengurus Harian YKLKI Sudaryatmo menyebutkan, dari 525 pengaduan yang diterima YLKI, sebanyak 147 kasus di antaranya merupakan kasus jasa perbankan. "Tahun 2011 tercatat 68 orang yang mengadukan kasus kartu kredit ke YLKI. Selain itu ada 34 orang yang mengadukan melalui website," kata Sudaryatmo, Selasa (3/4/2012) di Jakarta.
Menurut Sudaryatmo, pengaduan kasus jasa keuangan yang didominasi kartu kredit di Indonesia tergolong tinggi. Angkanya mencapai 28 persen, sementara di Malaysia 16,6 persen, India 11,6 persen, dan Hongkong 7,6 persen.
Kesadaran konsumen untuk mengadukan kasusnya tergolong rendah. Tahun lalu hanya ada 525 pengaduan, sementara di Malaysia 32.309 kasus, India 70.453 kasus, dan Hongkong 31.207 kasus.
Aryani Putri, peneliti YLKI mengatakan, sepanjang tahun 2011 pihaknya juga mengumpulkan pengaduan kartu kredit melalui surat pembaca di enam media cetak. Keenam media tersebut adalah Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Warta Kota, dan Bisnis Indonesia. Tercatat 78 orang yang mengadukan 222 kasus kartu kredit.
Editor :
Nasru Alam Aziz

Analisa Kasus :
Penggunaan teknologi informasi terutama di sekrtor perbankan saat ini menjadi suatu kewajiban untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya. Bahkan penggunaan teknologi informasi ini menjadi suatu keunggulan daya saing. Namun demikian resiko selalu mengiringi. Contohnya pada studi kasus diatas “pengaduan kartu kredit mendominasi” yang sangat merugikan nasabah, potensi resiko ini menjadi perhatian Bank Indonesia sebagai regulator perbankan dengan menerbitkab peraturan yang mewajibkan manajemen banj untuk menerapkan manajemen risiko atas penggunaan teknologi infomasi utnuk memenuhi ruang lingkup pengendalian intern, manajemen resiko, dan governance.

Saran :
Melaksanakan fungsi audit intern yang efektif dan menyeluruh terhadap penggunaan teknologi informasi oleh Bank.
Melakukan audit teknologi informasi yangdilakukan oleh pihak ekstern yang independen.
Mengidentifikasi area resiko TI yang akan menjadi fokus audit.
Memastikan penerapan prinsip kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity) dan ketersediaan (availability) TI.
Mengevaluasi efektivitas perencanaan dan pengawasan penyelenggaraan TI yang dilakukan oleh satuan kerja TI dan satuan kerja pengguna TI.
Menyarankan alternatif perbaikan untuk mengatasi kekurangan aspek-aspek terkait I khususnya di bidang pengamanan.
Melakukan pemantauan terhadap tindak lanjut atas hasil audit.
Berperan sebagai nara sumber dalam aspek pengendalian dalam hal Bank melakukan pengembangan penyelengaraan TI seperti pengembangan aplikasi.
Menyusun dan mengkinikan pedoman kerja yang sekurang-kurangnya mencakup standar baku prosedur pemeriksaan, kertas kerja dan pelaporan hasil pemeriksaan.
Melakukan evaluasi terhadap fungsi dan kecukupan pengendalian intern dalam sistem informasi Bank


Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/04/03/18504278/Pengaduan.Kartu.Kredit.Mendominasi

Jumat, 19 Oktober 2012

Tugas EPTIK

Nim     : 11101724
Nama   : Anggie Pratiwi
Absen  : 34
Kelas   : 11.5A.07



Jakarta (ANTARA News) – Sekitar 400 juta yen (Rp.44 miliar) deposito di enam bank di Jepang telah ditarik oleh kartu-kartu ATM palsu setelah informasi pribadi nasabah dibocorkan oleh sebuah perusahaan sejak Desember 2006, demikian harian Yomiuri Shimbun dalam edisi onlinenya, Rabu.
Bank-bank yang kini sedang disidik polisi adalah Bank Chugoku yang berbasis di Okayama, North Pasific Bank, Bank Chiba Kogyo, Bank Yachiyo, Bank Oita, dan Bank Kiyo. Polisi menduga para tersangka kriminal itu menggunakan teknik pemalsuan baru untuk membuat kartu ATM tiruan yang dipakai dalam tindak kriminal itu. Pihak Kepolisian Metropolitan Tokyo meyakini kasus pemalsuan ATM ini sebagai ulah komplotan pemalsu ATM yang besar sehingga pihaknya berencana membentuk gugus tugas penyelidikan bersama dengan satuan polisi lainnya.
Berdasarkan sumber kepolisian dan bank-bank yang dibobol, sekitar 141 juta yen tabungan para nasabah telah ditarik dari 186 nomor rekening di North Pasific Bank antara 17–23 Oktober 2007. Para nasabah bank-bank itu sempat mengeluhkan adanya penarikan-penarikan dana dari rekening mereka tanpa sepengetahuan mereka. Kejadian serupa ditemukan di bank Chugoku dan Bank Chiba. Dalam semua perkara itu, dana tunai telah ditarik dari gerai-gerai ATM di Tokyo dan Daerah Administratif Khusus Osaka, yang letaknya jauh dari tempat para pemilik rekening yang dibobol. Polisi yakin peristiwa serupa menimpa bank-bank lainnya.
Uniknya, tidak satu pun dari para pemilik rekening itu kehilangan kartu ATM-nya. Dalam kasus Bank Oita misalnya, salah satu kartu ATM telah digunakan untuk menarik dana meskipun pemilik rekening tidak memiliki kartu ATM. Para pemilik rekening juga diketahui tinggal di tempat yang berbeda-beda dan tidak menggunakan kartu-kartu ATM yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa teknik “skimming” atau “pembacaan sepintas” tidak digunakan untuk mengakses informasi dalam ATM.
Sampai berita ini diturunkan, polisi masih menyelidiki teknik dan metode yang pelaku gunakan dalam melakukan serangkaian pembobolan ATM tersebut. Namun, polisi telah berhasil menemukan satu benang merah, yaitu dimana sebagian besar pemilik rekening yang dibobol itu adalah anggota satu program yang dijalankan olah sebuah perusahaan penjual produk makanan kesehatan yang berbasis di Tokyo.

Analisa Kasus:
Dari rangkuman berita diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
·         Pembobolan dana rekening tersebut kemungkinan besar dilakukan oleh orang dalam perusahaan atau orang dalam perbankan dan dilakukan lebih dari satu orang.
·         Modusnya mungkin penipuan berkedok program yang menawarkan keanggotaan. Korban, yang tergoda mendaftar menjadi anggota, secara tidak sadar mungkin telah mencantumkan informasi-informasi yang seharusnya bersifat rahasia.
·         Pelaku kemungkinan memanfaatkan kelemahan sistem keamanan kartu ATM yang hanya dilindungi oleh PIN.
·         Pelaku juga kemungkinan besar menguasai pengetahuan tentang sistem jaringan perbankan. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan teknik yang masih belum diketahui dan hampir bisa dapat dipastikan belum pernah digunakan sebelumnya.
·         Dari rangkuman berita diatas, disebutkan bahwa para pemilik yang uangnya hilang telah melakukan keluhan sebelumnya terhadap pihak bank. Hal ini dapat diartikan bahwa lamanya bank dalam merespon keluhan-keluhan tersebut juga dapat menjadi salah satu sebab mengapa kasus ini menjadi begitu besar.

·         Kelemahan pada mekanisme pengamanan data di dalam sistem.
Sistem pengamanan pada kartu ATM yang banyak digunakan saat ini adalah dengan penggunaan PIN dan telah dilengkapi dengan prosedur yang membatasi kesalahan dalam memasukkan PIN sebanyak 3 kali. Meskipun dapat dikatakan cukup aman, mekanisme pengaman ini akan tidak berfungsi jika pelaku telah mengetahui PIN korbannya.

Saran-Saran:
·         Melakukan perbaikan atau perubahan sistem keamanan untuk kartu ATM. Dengan menggunakan sistem keamanan lainnya yang tidak bersifat PIN, seperti pengamanan dengan sidik jari, scan retina, atau dengan penerapan tanda tangan digital misalnya.
·         Karena pembobolan ini sebagiannya juga disebabkan oleh kelengahan pemilik rekening, ada baiknya jika setiap bank yang mengeluarkan kartu ATM memberikan Penyuluhan kepada para nasabahnya tentang tata cara penggunaan kartu ATM dan bagaimana cara untuk menjaga keamanannya.